Merencanakan perjalanan wisata dan utak-atik tanggal berlibur bisa menjadi kegiatan yang menyenangkan selama di rumah saja.
Musim korona memang membuat gerak kita terbatas. Jangankan bepergian ke luar kota, ke rumah tetangga pun kita ragu-ragu. Namun, yakinlah badai korona akan berlalu dan kita dapat kembali bepergian. Sementara berdiam diri di rumah, bukan berarti kita tidak bisa merencanakan perjalanan, ‘kan? Apalagi, masih banyak tempat wisata impian yang belum sempat kita kunjungi.
Untuk membantu Anda membuat bucket list wisata, berikut kami rangkum 3 dari 10 destinasi wisata Bali Baru yang saat ini masih terus disempurnakan pemerintah. Tempat wisata prioritas Bali Baru ini terus dipercantik, sembari menunggu kedatangan Anda, setelah pandemi berlalu.
1.Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT)
Labuhan Bajo adalah desa kecil di Kecamatan Komodo, NTT. Meskipun kecil, bentangan alamnya membuat siapa pun yang datang akan terkagum-kagum. Selain masuk dalam 5 destinasi super prioritas, Labuan Bajo rencananya akan dijadikan destinasi super premium. Artinya, tiket masuk dan tarif hotel akan dibanderol mahal.
Labuan Bajo merupakan pintu masuk ke Pulau Komodo—pulau habitat komodo (Varanus komodoensis), satwa sangat langka sekaligus spesies reptil terbesar di dunia. Jika Anda memiliki waktu dan biaya lebih, cobalah ambil paket Live in Board. Paket wisata ini menawarkan sensasi seru menginap di sebuah kapal sejenis pinisi yang menawarkan fasilitas lengkap mulai dari kamar tidur nyaman, kamar mandi bersih, ruang makan sekaligus dek kapal nan romantis, hingga keindahan laut dan perbukitan hijau alam Flores yang bisa Anda nikmati sepuasnya.
Baca Juga: Infrastruktur Pacu Pertumbuhan Pariwisata
Biasanya, agen wisata akan menawarkan paket menginap 3 hari 2 malam. Di hari pertama, sailing trip dimulai dari Pelabuhan Labuan Bajo dan hopping islands ke pulau-pulau eksotis, yakni Pulau Kelor, Pulau Rinca, dan Pulau Kalong. Hari kedua, kapal pinisi akan membawa Anda kembali main ke pulau-pulau kecil yang tak berpenghuni yakni Pulau Padar, Pink Beach, dan Gili Lawa.
Di sela-sela perjalanan, Anda juga akan mampir ke Manta Point di sekitar Loh Liang, Taman Nasional Komodo. Di sini, Anda bisa puas menyelami laut lepas dan bermain dengan sekelompok manta yang ramah. Malam terakhir, kapal akan bersandar di Pulau Kanawa. Surga tersembunyi di Flores ini merupakan pulau resor ramah lingkungan.
Selain bermain di pasir putih, berenang, dan bermalas-malasan, Anda juga bisa trekking ke bukit kecil di belakang penginapan. Dari atas, akan terlihat jelas Pulau Kanawa yang begitu indah. Waktu terbaik menaiki bukit yakni saat sore hari, karena puncak bukit ini juga menjadi tempat favorit wisatawan untuk menikmati matahari tenggelam.
Tempat wisata prioritas Bali Baru ini terus dipercantik, sembari menunggu kedatangan Anda, setelah pandemi berlalu.
2. Danau Toba, Sumatera Utara
Suasana sejuk menyegarkan, hamparan air jernih membiru, dan pemandangan memesona pegunungan hijau adalah sebagian kecil saja dari imaji Danau Toba. Danau kaldera seluas 1.145 kilometer persegi ini ditempatkan sebagai danau terluas di Asia Tenggara dan danau vulkanik terbesar di dunia. Menariknya, di tengah danau raksasa yang berada 900 meter di atas permukaan laut itu, berdiam sebuah Pulau Samosir dengan ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut.
Meskipun telah menjadi tempat tujuan wisata sejak lama, Samosir merupakan keindahan alam yang belum terjamah. Di pulau ini Anda bisa mengunjungi pemandian air panas Aek Rangat Pangururan Samosir. Air panas berasal dari sumber mata air yang keluar dari batu kapur gunung aktif Pusuk Buhit. Air panas dialirkan ke kolam-kolam yang dikelola oleh penduduk setempat dan didukung oleh Pemda Samosir.
Daerah sekitar Danau Toba memiliki hutan-hutan pinus yang tertata asri. Sementara, di pinggiran danau terdapat beberapa air terjun yang wajib disinggahi. Pemerintah tengah mengembangkan lembah eksotis The Kaldera Nomadic Escape di Toba Samosir sebagai atraksi baru di kawasan Danau Toba. The Caldera merupakan amenitas wisata kembara atau nomadic tourism yang dikembangkan oleh Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT).
Baca Juga: Pembangunan Sirkuit MotoGP Mandalika Berlanjut, Diharapkan Dongkrak Sektor Pariwisata
Ada berbagai pilihan akomodasi berupa kemah mewah (glamourous camping) dan homepod. Homepod anyar yang dibangun Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif ini adalah salah satu pilot project Amenitas di Kawasan Danau Toba. Pembangunan yang selesai pada pertengahan September lalu itu dilengkapi dengan instalasi air conditioner dan televisi yang menambah kenyamanan para tamunya.
3. Mandalika, Nusa Tenggara Barat
Menurut masyarakat Sasak—suku asli yang berada di Pulau Lombok—nama Mandalika berasal dari nama Putri Mandalika yang dipercaya hidup pada zaman dahulu kala. Berjarak 25 menit dari Bandara Internasional Lombok, Mandalika memiliki ciri khas teluk yang besar, pasir putih yang terbentang luas, serta bukit-bukit hijau yang menenangkan mata. Kawasan ini memiliki garis pantai yang sangat panjang sehingga dibagi menjadi beberapa nama pantai, seperti Pantai Seger, Tanjung Aan dan Kuta.
Masing-masing pantainya memiliki dataran pasir yang landai dan perairan dangkalnya pun cukup luas dan tenang. Pasir di pantai-pantai Mandalika pun terbilang unik dan belum tentu bisa ditemukan di daerah lain. Ada yang bentuknya kasar dan besar seperti merica, sehingga wisatawan menyebutnya Pantai Merica.
Mandalika juga dikenal dengan tradisi Bau Nyale, yakni kegiatan mencari cacing laut berwarna-warni yang dipercaya sebagai jelmaan Putri Mandalika di sekitar pantai. Cacing laut ini biasanya hanya keluar di bulan Februari atau Maret setiap tahunnya. Wisatawan akan berbaur dengan warga, bersama-sama menyingsingkan lengan, menggulung celana dan siap dengan alat tangkap tradisional masing-masing, menikmati keseruan menangkap nyale (cacing).
Sejak ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata pada 2014 silam, pembangunan kawasan Mandalika terlihat di sana-sini. Ditujukan menjadi destinasi wisata kelas dunia, KEK terpadu Mandalika akan dilengkapi dengan ragam fasilitas mulai dari hotel bintang lima, luxury camping ground, eco-electric train, 71 hektare taman edukasi mangrove, kereta gantung sepanjang 4 kilometer, lapangan golf, hingga sirkuit balap MotoGP.
Pingback: Jelajah Maya ke Alam Australia | Majalah Pajak