Tidak hanya fokus kepada pembinaan, pengembangan dan pendampingan usaha, komunitas ini juga memberikan sosialisasi pajak kepada pelaku usaha.
Jumlah pelaku UMKM saat ini, menurut Kementerian Koperasi dan UMKM, mencapai 64,1 juta atau mencapai 99 persen dari jumlah pelaku usaha di Indonesia, sedangkan tenaga kerja yang terserap ke sektor ini mencapai 116 juta.
Namun, saat pandemi Covid-19 melanda Indonesia, berdasarkan survei Komunitas UMKM Naik Kelas, hingga Agustus 2021, sekitar 19 persen (11 jutaan) dari UMKM tersebut bangkrut. Sementara, 21,4 persen (13,7 juta) UMKM berpotensi bangkrut. Hal itulah yang mendorong Komunitas UMKM Naik Kelas untuk bergiat dan membantu pelaku UMKM Indonesia bertahan dan bangkit.
Ketua Umum Komunitas UMKM Naik Kelas Raden Tedy mengungkapkan, komunitas ini muncul dari semangat kebersamaan pelaku UMKM yang merasakan dampak Covid-19. Komunitas ini ingin menjadi wadah transformasi pembinaan, pengembangan, dan pendampingan UMKM Indonesia yang tepercaya dan profesional.
“Meskipun banyak yang turun, kami optimistis bisa naik kelas,” ungkapnya secara virtual kepada Majalah Pajak, Jumat (12/11).
Ia menambahkan, walaupun baru setahun lebih berdiri tepatnya pada 10 Oktober 2020, komunitas ini mendapatkan respons positif dari masyarakat khususnya pelaku UMKM. Kini, Komunitas UMKM Naik Kelas sudah memiliki perwakilan di 34 provinsi dan 4 negara (Prancis, Belgia, Amerika dan Brunei Darussalam).
“Dalam waktu yang sangat singkat, dan dibantu dengan perkembangan digitalisasi, setidaknya kami sudah membina lebih dari 1,2 juta pelaku UMKM di Indonesia,” tambahnya.
Komunitas UMKM Naik Kelas mengategorikan UMKM ke dalam enam kelas mikro berdasarkan pendapatan per kapita masyarakat miskin di Indonesia, yakni dari kelas 1 mikro (omzet Rp 50 juta) sampai kelas 6 mikro (omzet Rp 2 miliar). Selain itu, terdapat juga tiga kelas usaha kecil dan tiga kelas usaha menengah.
Kegiatan komunitas
Sejak pandemi, kegiatan komunitas difokuskan pada tiga program utama, yaitu kompetensi, jaringan pasar, dan permodalan melalui pembinaan secara berkelanjutan dengan memanfaatkan platform YouTube dan webinar Zoom.
“Ada juga kita namanya Bincang Peluang Bisnis di hari Sabtu, lalu Bincang Seru di Jumat malam. Minggu lalu kita menghadirkan Bincang UMKM dari Kementerian Investasi untuk membahas tentang On-line Single Submission (OSS) terkait perizinan berusaha,” jelasnya.
Agar bertahan di tengah pandemi, pelaku UMKM dilatih dan dibina untuk mengalihkan sementara usaha mereka ke usaha yang berkaitan dengan Covid-19, seperti pengadaan masker, disinfektan, kuliner, maupun pakaian.
Komunitas ini juga mengadakan workshop daring selama dua hari. Materi yang diajarkan di program bernama Tutorial UMKM Naik Kelas ini meliputi pembentukan karakter, perencanaan usaha, strategi pemasaran produk, pembuatan laporan keuangan UMKM, permodalan usaha, dan wawasan dunia usaha.
“Ada 6 materi yang menurut kami bisa dijadikan acuan sebagai cara bagaimana UMKM dapat naik kelas—33 persen soft skill, dan 67 persen hard skill,” ujarnya.
Komunitas juga kerap melakukan sosialisasi pajak bertajuk UMKM Bayar Pajak Keren, dengan menggandeng konsultan pajak dan perguruan tinggi. Lewat kegiatan ini, pelaku UMKM mendapat pengetahuan umum tentang pajak, manfaat NPWP, cara hitung pajak, membuat laporan keuangan yang benar, dan lainnya.
“Saya ingin menyadarkan kawan-kawan UMKM tentang pajak. Ayo kita jangan selalu menuntut kepada negara, tapi apa yang kita bisa berikan kepada negara. Terlebih, saya juga ingin membuka wawasan mereka bahwa 80 persen lebih anggaran negara ini berasal dari pajak,” imbuhnya.
Kerja sama
Tedy berpendapat, untuk naik kelas, UMKM harus bersinergi, tidak boleh lagi bekerja sendiri-sendiri. Artinya, dibutuhkan kesamaan persepsi dan kerja sama dengan pemangku kepentingan.
“Komunitas kami bergabung dalam Komnas UKM untuk menyamakan persepsi demi kemajuan UMKM Indonesia,” tuturnya. Ia menambahkan, komunitasnya telah menjalin kerja sama dengan Kadin Indonesia, Bappenas, Kementerian Pertanian, dan Pemprov DKI Jakarta. Bahkan, Koperasi Komunitas UMKM Naik Kelas telah menandatangani MoU dengan salah satu tekfin untuk program pembiayaan kepada pelaku UMKM. Tedy, termasuk dalam tim perumus sertifikasi produk makanan dan minuman yang diinisiasi oleh Kementerian Perdagangan (Kemendag).
Tedy berharap Komunitas UMKM Naik Kelas dapat membuat 50 ribu UMKM naik kelas dalam tempo 5 tahun mendatang.
“Tidak muluk-muluk, tapi kita lakukan dari langkah sederhana, sesuai dengan tagline kita yaitu saling bantu, saling menguatkan,” pungkasnya.
You must be logged in to post a comment Login