Pakar bina lingkungan (community development) Amerika Serikat Arthur Dunham melihat pemberdayaan masyarakat sebagai satu usaha terorganisasi untuk memperbaiki kondisi kehidupan serta memberdayakan masyarakat agar mampu bersatu dan mandiri. Pembentukan komunitas yang mandiri dan berkelanjutan inilah yang coba diciptakan Koperasi Pegawai Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak (KP KPDJP).
Ketua KP KPDJP Hario Damar di acara lokakarya bertajuk “Sejahtera di Rumah Idaman melalui Community Development” pada 24 Juli lalu di Kantor Pusat Ditjen Pajak, Jakarta Selatan mengatakan, membangun komunitas sebetulnya juga salah satu jalan meraih berkah. Sebab, selain mengajak pada kebaikan, setiap putaran ekonomi yang terjadi pada suatu komunitas akan membuka lapangan kerja baru, baik dari lingkungan terdekat seperti keluarga, tetangga, dan masyarakat lebih luas lagi.
Cara membina komunitas yang dimaksud Hario adalah peserta lokakarya yang terdiri dari pegawai paruh waktu dan honorer di lingkungan DJP serta Kementerian Keuangan RI dapat memiliki hunian pribadi secara kolektif. Dengan begitu, biaya tambahan yang dibebankan semakin ringan karena ditanggung secara bergotong-royong.
Ia berharap setelah memiliki hunian, para pegawai dapat membentuk usaha bersama untuk meringankan beban cicilan rumah. Misalnya saja dengan mengembangkan koperasi produksi sesuai pasar dan minat, atau program penanggulangan sampah yang menjadi peluang tersendiri.
“Nanti yang sampah organik dimasukkan ke ember, lalu dimasukkan ke tanaman biopori sebagai pupuk. Sedangkan, yang nonorganik bisa laku dijual,” imbuh Hario.
Marketing Manager PT Multi Hokkindo Addji (agen konsultan dan pemasaran) Yoyok Adi menambahkan, Perumahan Permata Mutiara Maja yang berlokasi di Maja, Lebak, Banten merupakan kawasan yang cocok dijadikan area pengembangan masyarakat. Selain harganya yang relatif terjangkau karena merupakan perumahan bersubsidi, pengembangan kota ini juga digadang-gadang menjadi salah satu dari 10 pengembangan Kota Baru Publik di Indonesia.
Yoyok juga memastikan, Kota Maja memiliki beberapa keunggulan utama seperti landasan hukum yang kuat melalui Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015, terpenuhinya infrastruktur akses transportasi dan fasilitas publik yang memadai, dan memiliki masterplan.
Di kesempatan yang sama, Founder Institut Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan (IBEKA) Tri Mumpuni Iskandar menegaskan, orang yang ingin hidup enak harus mau bekerja keras. Begitu juga dengan sebuah komunitas masyarakat, harus bicara konkret; mau apa, bagaimana melakukannya, dan mau bagaimana ke depannya.
“Jika terobosan ini sukses, maka akan banyak sekali yang tidak lagi bermimpi memiliki rumah,” paparnya.
Pegiat sosial yang akrab disapa Puni itu menambahkan, koperasi bisa menjadi kendaraan yang ampuh mengumpulkan modal sosial, asal solid dan bergotong-royong.
“Enggak usah berpikir modal finansial, modal sosialnya saja yang diperkuat. Apa bedanya konglomerat dengan koperasi? Kalau konglomerat, duitnya nambah untuk dirinya sendiri. Sedangkan koperasi duitnya nambah untuk anggota,” tandasnya.—Ruruh Handayani
You must be logged in to post a comment Login