Wisata kelas dunia di NTT tak hanya Labuan Bajo. Ada Mulut Seribu dan Liang Bua yang sangat menarik dan layak untuk dikunjungi.
Beberapa tahun belakangan, provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) naik daun. Pesona alamnya terus dipertontonkan di antero media sosial. Pemerintah pusat dan daerah memang tengah menata beberapa destinasi wisata di sana.
Potensi wisata NTT superlengkap, baik di sisi daratan maupun perairannya, sehingga layak menjadi destinasi wisata dunia. Inilah juga yang disampaikan oleh Chairman Indonesia Tourism Forum (ITF) Sapta Nirwandar saat meluncurkan buku Kepariwisataan NTT Menuju Kelas Dunia.
Mantan Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif ini mengatakan, NTT memiliki 1.192 pulau yang merupakan rangkaian cincin keindahan (ring of beauty), dan Flobamora yang meliputi Flores, Sumba, Timor, Alor dengan segala aset alam dan budayanya.
Labirin laut
Selain Labuan Bajo, banyak destinasi lain yang bisa Anda saksikan sendiri keindahannya jika berkunjung ke Negeri Seribu Bukit ini, salah satunya adalah Mulut Seribu di Rote Timur. Destinasi wisata ini berupa pantai dengan banyak tebing dan karang di sekitarnya yang membentuk gua dan terlihat mempunyai banyak “mulut”.
Kecantikan bukit-bukit karang dan keseluruhan lanskap Mulut Seribu sering dibandingkan dengan Raja Ampat di Papua, sehingga penduduk lokal menyebutnya sebagai Raja Ampat ala Pulau Rote. Anda bisa menyusuri uniknya perairan ini menggunakan kapal bodi—kapal nelayan tanpa atap.
Sekilas, karang-karang ini seperti pulau-pulau kecil yang berada di teluk dan memiliki jalan masuk juga jalan keluarnya sendiri. Sembari terus menyeimbangkan kapal berkapasitas tak lebih dari lima orang ini, sang nakhoda kapal begitu lincah memasuki mulut salah satu celah bebatuan karst dan keluar di celah mulut lainnya seolah sedang bermain labirin.
Adrenalin Anda mungkin akan sedikit terpacu ketika mengarungi seribu mulut bukit karst dengan perahu kecil ini, tapi ketenangan dan kejernihan laut seketika akan mengalihkan dan memesona Anda. Selain itu, Anda juga bisa menyaksikan budidaya rumput laut di sekitar perairan nan eksotis ini.
Jika Anda betah berlama-lama liburan di sini, Anda bisa menyewa salah satu dari empat unit cottage yang baru diresmikan Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat pada pertengahan Juni lalu. Pihaknya memang ingin Mulut Seribu bisa menjadi destinasi wisata internasional yang semua fasilitasnya dikelola masyarakat, melalui koperasi atau BUMDes.
Agar pariwisata Rote bisa bertumbuh bukan karena sekelompok elite melainkan berkat community based tourism, pemprov sejak tahun 2019 memperkenalkan kemolekan alam dan budaya Mulut Seribu melalui Festival Mulut Seribu yang kala itu berhasil mendatangkan ribuan pengunjung.
Maka, tak ayal jika Mulut Seribu menjadi nomine Anugerah Pesona Indonesia (API) 2020 kategori Surga Tersembunyi. Malam Puncak API sebagai ajang Apresiasi Pariwisata Terpopuler Indonesia yang diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif rencananya akan berlangsung pada pekan ketiga Februari 2021 di Labuan Bajo, NTT.
Hobbit dari Flores
Tujuan wisata selanjutnya yang tak boleh Anda lewatkan di NTT adalah Liang Bua yang berada di daerah perbukitan karts di Dusun Rampasasa, Rahong Utara, atau sekitar 14 kilometer dari Kota Ruteng, Kabupaten Manggarai, Flores. Nama “Liang Bua” berasal dari Bahasa Manggarai-Flores, liang berarti ‘gua’ dan bua berarti ‘dingin’, sehingga Liang Bua dapat diartikan gua yang dingin.
Salah satu nomine API 2020 ini merupakan situs arkeologi populer di dunia. Situs bersejarah ini pertama kali ditemukan oleh Misionaris Belanda Pastor Theodorus Verhoeven pada tahun 1957. Dialah juga yang pertama kali melakukan penggalian amatir pada tahun 1965.
Berdasarkan hasil temuannya berupa artefak-artefak batu, diyakini bahwa tempat ini merupakan kawasan hunian manusia prasejarah. Penggalian dilanjutkan oleh arkeolog nasional dan internasional. Temuan mengagumkan terjadi saat ditemukannya sembilan fosil Homo Florensis atau Manusia Flores di kedalaman enam meter pada 2003.
Manusia purba ini bertinggi badan sekitar 106 sentimeter, tulang kaki dan tangan sangat kekar, berjenis kelamin perempuan, dan berusia sekitar 23–35 tahun. Fosil Hobbit dari Flores ini diperkirakan berusia sekitar 13.000 tahun, dan ditemukan bersama dengan tulang hewan seperti stegodon (gajah purba), komodo, penyu, biawak, dan lain-lain.
Gua raksasa ini memiliki panjang 50 meter, lebar 40 meter, dan tinggi 25 meter. Saat menjelajahi gua, Anda bisa membayangkan kehidupan manusia purba dan lingkungannya berpuluh ribu tahun lalu. Mata Anda juga akan dimanjakan dengan pahatan alam berupa stalagmit (batu kapur runcing di lantai gua) dan stalaktit (batu kapur runcing di langit-langit gua), yang akan membuat suasana kian dramatis saat cahaya surya menerobos ke dalam gua.
You must be logged in to post a comment Login