Telah hampir dua tahun Anda beraktivitas secara terbatas gara-gara Covid-19. Saatnya buat menyerap kedamaian yang ditawarkan alam.
Kelamaan bekerja dari rumah dan minimnya aktivitas bersama keluarga dapat berujung kepada menurunnya kesehatan jasmani maupun rohani. Maka, di pengujung tahun ini, ada baiknya Anda merencanakan wisata kebugaran—yang mengedepankan keseimbangan antara tubuh, pikiran, dan jiwa. Harapannya, Anda dapat menyongsong awal tahun 2022 dengan hati gembira, jasmani bugar, kualitas hidup yang lebih baik.
Tujuan wellness tourism pertama yang kami rekomendasikan adalah Bukit Dagi, Magelang, Jawa Tengah. Bukit di ketinggian 275 meter di atas permukaan laut di kawasan Candi Borobudur ini dikenal sebagai tempat terbaik untuk menikmati candi nan agung itu secara keseluruhan.
Bukan itu saja, Anda juga akan menjadi saksi bagaimana matahari perlahan terbit di ufuk timur menyinari bagian belakang candi Buddha terbesar di dunia itu. Suasana fajar pun sangat asri dan menyejukkan karena banyaknya pohon pinus yang mengelilingi bukit ini.
Konon, dagi berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti ‘kreativitas’ atau ‘inspirasi’, karena kala itu bukit ini sering dipakai oleh filsuf untuk bertemu dan bertukar inspirasi. Ya, Bukit Dagi memang membawa harmoni kedamaian dan keindahan yang memberikan suasana menenangkan.
Meditasi
Selain dikelilingi oleh hamparan hehijauan, Anda juga akan dimanjakan oleh pandangan tanpa batas ke cakrawala dan khazanah alamnya. Di sini, Anda bisa menikmati mentari pagi sembari bersantap pagi yang dikemas secara outdoor layaknya seperti piknik.
Anda tidak perlu waswas karena Bukit Dagi telah memberlakukan protokol kesehatan yang ketat dan telah tersertifikasi CHSE dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Dikelilingi rindangnya pohon pinus, Bukit Menoreh, Candi Borobudur dan Gunung Merapi; Anda bisa menyantap berbagai menu sarapan yang ditawarkan dari makanan pembuka hingga penutup yang disajikan oleh pelayan berpakaian tradisional Jawa. Sambil menikmati makanan, Anda akan dihibur dengan cerita sejarah Candi Borobudur, diiringi oleh alunan gamelan.
Salah satu menu andalan di sini adalah Ikan Mekuah yang berupa olahan ikan dori tanpa duri, brokoli, kentang, tomat, saus kemangi dan taburan mi, kentang, serta daun kemangi. Makanan khas lainnya yang menarik wisatawan adalah nasi Putri Manohara yang terdiri dari nasi kismis, olahan daging sapi, dan kurma.
Setelah menyantap buah-buahan sebagai makanan penutupnya, Anda bisa menyesap Wedang Senget. Minuman herbal ini dibuat dari jahe, kunyit, serai yang direbus dan disajikan dengan kapulaga, cengkeh, kayu manis, jeruk nipis, dan daun pandan yang dijamin akan menghangatkan sekaligus menjaga stamina tubuh Anda.
Penggunaan herba dalam pengobatan suatu penyakit atau menjaga imun tubuh sejak zaman dahulu telah diperlihatkan melalui relief pada Candi Borobudur yang menggambarkan masyarakat zaman dahulu meracik dan minum jamu herbal. Apalagi, Jawa Tengah sarat akan ratusan jenis rempah dan bahan herbal yang dipakai penduduk setempat.
Selanjutnya, Anda bisa mengikuti sesi yoga yang dipimpin oleh instruktur berpengalaman. Yoga menitikberatkan pada aktivitas meditasi atau tapa, agar Anda mencapai samadhi, yaitu terpusatnya pikiran untuk mengontrol panca indra dan tubuh secara keseluruhan.
Yoga juga dilakukan agar Anda memiliki jiwa yang tenang dan damai, menjaga tubuh supaya tetap relaks, sehat, dan bugar. Gerakan meditasi ini juga terdapat pada relief Lalitavistara Candi Borobudur, sehingga menginspirasi pengelola wisata untuk mengembangkan wellness tourism bertema “Body and Soul Trail”. Saat melakukan yoga di Bukit Dagi yang langsung menghadap Candi Borobudur ini Anda juga akan ditemani oleh dongeng yang menyisipkan pesan edukasi sekaligus menciptakan sensasi relaksasi.
Berbagai aktivitas wisata lainnya juga bisa Anda ikuti seperti belajar membuat hiasan dari janur, memukul gamelan, dan bermain dakon atau congklak. Setelahnya, Anda bisa melanjutkan perjalanan ke Candi Borobudur dengan mobil golf atau menyewa mobil VW Safari untuk berkeliling desa wisata di sekitar Borobudur. Saat waktu beristirahat tiba, Anda bisa menginap di Dagi Abhinaya Cottage, atau homestay jika ingin berinteraksi dengan penduduk sekitar.
Cicip jamu
Di hari selanjutnya, lanjutkan wellness tourism Anda ke Desa Wisata Kiringan, Bantul, Yogyakarta, terutama untuk mengetahui seluk-beluk jamu tradisional. Meski namanya sudah lama terdengar sebagai dusun yang mayoritas warganya menjual jamu, Kiringan baru menjadi Desa Wisata Jamu Gendong pada 2016 silam. Demi menjamin kualitas jamu, warga Desa Kiringan juga menanam herba yang menjadi bahan baku jamu mereka.
Di Desa Kiringan, Anda dapat melihat dan menjajal langsung proses pembuatan jamu tradisional mulai dari memilih empon-empon, meracik, dan akhirnya meminum jamu ramuan Anda sendiri menggunakan tempurung kelapa. Anda juga bisa berinteraksi langsung dengan embok-embok jamu yang telah puluhan tahun menjual jamu ke kampung-kampung.
Menurut penduduk setempat, jamu kiringan berasal dari resep abdi dalem Keraton Yogyakarta yang dilestarikan secara turun-temurun dan mulai diperjualbelikan sejak tahun 1950-an. Jamu Desa Kiringan kini telah menjangkau seluruh Indonesia dengan pelanggan segala usia.
Anda dapat meneguk jamu ini di angkringan sambil menikmati suasana dan keasrian khas perdesaan. Untuk oleh-oleh, Anda bisa membeli jamu bubuk yang sudah dikemas apik dan tahan lama.
Warung angkringan jamu yang biasanya buka setiap hari Ahad pukul 06.00—09.00 ini, biasanya dikerumuni para pesepeda atau warga yang berolahraga di area ini. Oh ya, kalau Anda pun mau bersepeda mengelilingi desa, tinggal sewa sepeda onthel dari warga setempat.
You must be logged in to post a comment Login