Keberadaan Springwood Residence di dekat kawasan Alam Sutera ini memberi kesempatan kalangan menengah memiliki hunian vertikal yang mewah.
Bukankah impian setiap orang bisa memiliki hunian di lokasi strategis, nyaman ditinggali, memiliki segudang fasilitas berkualitas premium, tapi ramah di kantong? Jika kriteria tempat tinggal impian Anda seperti ini, Anda harus membeli unit Apartemen di Springwood Residence, Tangerang, Banten ini. Pasalnya, semua ciri-ciri itu ada pada hunian vertikal pertama buatan Triniti Dinamik.
Akhir Januari lalu, tim “Property” Majalah Pajak mengunjungi apartemen yang unitnya mulai diserahterimakan ke penghuni sejak awal 2019 lalu. Bangunan 30 lantai ini sudah terlihat sejak kami mendekati gerbang keluar tol Jakarta–Tangerang, tanda bahwa kami semakin mendekati tujuan. Sekitar lima menit kemudian, kami sudah sampai di drop off apartemen.
Lokasinya yang strategis merupakan pilar utama pengembang ini dalam membangun suatu proyek. Selain dekat dengan pintu tol, letak apartemen juga berada tepat di hook jalan Kyai Maja. Artinya, lokasi ini memiliki akses yang mudah, baik menuju Jalan Raya Serpong, maupun kawasan Alam Sutera. Apalagi, pemerintah daerah setempat akan memperlebar akses jalan menuju Alam Sutera dari 8 meter menjadi 20 meter. Artinya, mobilitas penghuni apartemen akan semakin mudah dan cepat.
Ada beberapa fasilitas umum yang bisa dijangkau dalam waktu 1–5 menit dari apartemen, seperti Mall Living World, Mall Alam Sutera, Flavor Bliss, IKEA, Rumah Sakit Omni, Sport Center, dan Universitas Bina Nusantara (Binus).
Meski hanya satu menara, fasad bangunan sama sekali tak terlihat monoton. Pihak developer melibatkan arsitek asal Polandia OOZN Design untuk membuat tampilan luar apartemen seapik mungkin dengan memberikan aksen melengkung di setiap sudut bangunan. Pun dengan tampilan dalam bangunan. Pertama kali memasuki lobi, feel yang kami dapat seolah memasuki hotel bintang lima. Mewah, elegan, dan kekinian.
Kesan ini ditunjukkan melalui pengaplikasian marmer pada dinding dan lantainya. Belum lagi sekat antarruang bermaterialkan kayu yang didesain apik, panel-panel kaca besar, serta langit-langit yang tinggi membuat lobi ini terasa sangat lapang.
Di belakang area resepsionis terdapat lounge dengan beberapa set sofa nyaman yang dapat digunakan para penghuni untuk menerima tamunya. Penataan interior ini adalah buah karya desainer interior Alex Bayu. Di sofa itu juga, kami bertemu dengan President Director PT Triniti Dinamik Samuel S. Huang.
Samuel mengatakan, konsep yang dipikirkan secara benar, serius, dan detail merupakan salah satu pilar perusahaan untuk membangun suatu proyek. Pengembang ini meyakini pentingnya untuk mengamati, menemukan, dan merancang setiap detail sekecil apa pun.
“Orang membeli hunian untuk ditinggali beberapa tahun bahkan puluhan tahun ke depan. Jadi, dari awal kalau kita kerjakan sesuatu harus dipikirkan untuk jangka panjang. Kalau enggak, kan, mereka para pembeli akan kapok pada kami.”
Pilar ketiga yakni affordable luxury atau kemewahan yang terjangkau. Tak hanya pada interiornya, kemewahan tampak ditonjolkan pada merek yang dipakai di material bangunan, furnitur, hingga perlengkapan sanitasinya, misalnya YKK pada panel jendela, Fagetti pada marmer, Toto dan Grohe pada perlengkapan sanitasi, Mitsubishi pada kedelapan liftnya, dan lain-lain.
Tak hanya itu, setiap penghuni juga bisa mendapat akses khusus untuk menikmati sejumlah fasilitas yang dipusatkan di lantai tiga seperti gym, infinity pool, jacuzzi, jogging track, tempat bermain anak, saung, dan lounge.
Meski terbilang mewah, kawasan residensial ini ditujukan untuk segmen menengah. Setiap unit di apartemen ini dipasarkan tak lebih dari Rp 600 juta. Bahkan, saat awal pemasaran harganya berkisar Rp 300 juta.
“Jadi, konsep yang ingin kami tonjolkan dari awal adalah dengan harga yang terjangkau, masyarakat di segmen menengah juga bisa menikmati kemewahan. Dan dalam proses pembangunannya, sebagai developer yang mementingkan jangka panjang, kami harus memenuhi apa yang sudah kami janjikan,” ujar Samuel.
Bak kacang goreng, sebanyak 1400 unit dengan tipe studio satu kamar tidur dan dua kamar tidur yang dipasarkan pun terjual semua dalam waktu enam bulan. Samuel meyakini, keberhasilan penjualan akan menjadi landasan yang baik bagi Triniti Dinamik yang dalam waktu dekat akan go public.
“Ini merupakan proyek pertama Triniti Dinamik dan kami dari manajemen berkomitmen akan memberikan yang terbaik. Kami perlu ada rekam kerja yang bagus, kami ingin membangun reputasi dulu. Jadi, yang kami korbankan adalah profit,” imbuhnya.
“Personal touch”
Tak sampai di situ, kenyamanan para penghuni setiap harinya dijamin developer dengan menggandeng firma properti internasional Jones Lang LaSalle sebagai pengelola gedung.
“Bukan hanya bangunan yang keren, orang juga harus merasa nyaman di dalamnya. Semua di dalam unit harus berfungsi dengan baik, jangan sampai nanti airnya mampat, terus AC-nya bocor. Yang seperti itu enggak zamannya lagi. Kami juga ajak Jones Lang LaSalle meeting minimal satu bulan sekali. Kami bahas ada berapa banyak komplain yang terjadi? Komplainnya karena apa? Bagaimana kita menanganinya?” ujar Samuel.
Layaknya pelayanan di hotel berkelas, pengembang juga berusaha mengedepankan sentuhan personal kepada tiap konsumen sebagai bentuk apresiasi.
“Kami maintain konsumen-konsumen yang awal-awal belinya bagus, pembayarannya lancar, itu ulang tahunnya pun kami ingat. Kami ucapkan selamat melalui telepon di pagi hari, lalu kami kirimi kartu ucapan yang kami desain sendiri, dan saya tanda tangani langsung. Pada hari yang sama juga ada kue dari Dapur Cokelat,” kata Samuel. “Jadi, personal touch menurut saya juga penting. Bukan (konsumen) sudah beli, ya sudah begitu saja, yang penting sudah terima duitnya.”-Ruruh Handayani
Pingback: Bekerja (dan Bermanja) di Apartemen Rasa Hotel | Majalah Pajak