Bisnis hijau kini menjadi tren. Secara bertahap industri melakukan transisi menuju energi baru dan terbarukan, tak terkecuali di lingkungan BUMN
Majalahpajak.net-Perubahan iklim yang berdampak kepada kehidupan ekonomi, sosial, dan budaya telah mendorong kerja sama komitmen internasional untuk mewujudkan ekonomi hijau (green economy). Ia telah pula memengaruhi tren bisnis dunia menuju transformasi ke arah bisnis yang ramah lingkungan.
Menteri BUMN Erick Thohir menyoroti situasi ini. Ia mengatakan, perubahan iklim tidak hanya mengancam peradaban melainkan juga berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan, dan stabilitas keuangan global. Pemerintah Indonesia telah memperbarui komitmen terkait perubahan iklim dalam transisi mengurangi emisi karbon, yaitu sebesar 29 persen atas usaha sendiri dan 41 persen dengan kerja sama internasional.
Kementerian BUMN telah menyusun Peta Jalan Ekonomi Hijau untuk mencapai zero emission pada tahun 2060. Ia mengingatkan, pada era sekarang ini pertumbuhan ekonomi berdasarkan kemampuan manusia bekerja dan menciptakan tidak lagi hanya menitikberatkan pada sumber daya alam. Oleh karenanya, ekonomi hijau menjadi penting untuk terus dikembangkan.
“Kementerian BUMN membentuk klaster khusus energi dan minerba. PLN, Pertamina dan industri lainnya aktif bertransformasi ke energi bersih dan mengurangi emisi karbon dengan membangun energi alternatif seperti geotermal, air, dan angin. Kita juga bisa mendorong penggunaan kompor induksi di rumah-rumah yang sudah punya listrik sehingga menekan ketergantungan pada barang impor seperti elpiji,” kata Erick secara daring pada acara HUT Jaringan Siber Media, Selasa (8/02).
Erick menjelaskan, penyusunan Peta Jalan Ekonomi Hijau seiring dengan upaya pemerintah dalam mempersiapkan transisi energi, yaitu penggunaan energi baru dan terbarukan (EBT) sebagai pengganti bahan bakar fosil terutama batu bara.
Kementerian BUMN telah mendorong 43 BUMN dan anak usahanya untuk mendukung pengembangan ekonomi hijau. Erick memaparkan, tahun ini PLN menargetkan pembangunan pembangkit EBT berkapasitas 1,19 gigawatt (GW) yang mencakup pembangkit listrik air dan minihidro (PLTM) 490 MW dan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) 195 MW. Tahun 2021 PLN telah meningkatkan 13 PLTM dengan kapasitas total 71,9 MW. Selanjutnya PLN akan segera menandatangani fasilitas pendanaan Bank Pembangunan Asia (ADB) untuk mendukung transisi energi.
Di sektor pertambangan minyak dan gas bumi, Pertamina membangun pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) yang diproyeksikan bisa menghemat Rp 4 miliar per tahun. Perusahaan pelat merah di sektor migas ini mulai menjajaki bahan bakar EBT dan mengembangkan teknologi carbon capture and utilization and storage (CCUS) dengan menggandeng ExxonMobil. CCUS adalah teknologi yang dapat menangkap dan menyimpan karbon.
“Kementerian BUMN telah menugaskan perusahaan BUMN di klaster energi dan minerba seperti PLN, Pertamina, MIND ID (holding BUMN tambang), dan Bukit Asam untuk terus berinvestasi demi energi masa depan,” papar Erick.
Di sektor batu bara, perusahaan tambang batu bara Bukit Asam (PTBA) melakukan reformasi konsumsi energi dengan menekan penggunaan bahan bakar fosil menjadi elektrik untuk mengurangi emisi karbon dalam pengoperasian lahan tambang. Peralihan bahan bakar itu ditargetkan mampu menghemat konsumsi BBM hingga 1,2 juta liter per tahun atau setara dengan Rp 10,78 miliar per tahun. PTBA juga tengah menjajaki penggunaan teknologi CCUS untuk menekan emisi karbon. Sementara di sektor perkebunan, PT Perkebunan Nusantara III (Persero) melakukan transformasi energi melalui pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Biogas dan Biomassa.
Transisi
Sementara, Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansyuri menyampaikan pentingnya mendorong kebijakan transisi energi hijau yang berkelanjutan, efisien, mudah, terjangkau dan konkret. Saat ini hampir semua negara sudah memulai transisi energi hijau dengan mengurangi energi fosil secara bertahap. Langkah ini harus konkret, salah satunya melalui roadmap pengembangan EBT beserta skema pembiayaannya.
Pahala mengatakan, mulai 1 April 2022 Indonesia akan mengenakan pajak karbon sesuai amanat Undang-Undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP). Pemerintah juga akan mendorong berbagai proyek pembangunan yang sustainable dan ramah lingkungan.
Kementerian BUMN telah membuat Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) yang lebih hijau. Dalam RUPTL 2021-2030, jelasnya, porsi listrik dengan EBT sebesar 51,57 persen atau setara 20.923 MW. Pemerintah Indonesia memiliki peta jalan transisi energi yang tertuang dalam Grand Strategi Energi Nasional. Dalam peta jalan itu, EBT ditargetkan mencapai 23 persen pada 2025 dan mencapai 31 persen di 2050 dalam bauran energi. Kemandirian energi nasional memerlukan sumber energi lokal terutama energi baru terbarukan, seperti geotermal.
“Pemerintah akan fokus pada pengembangan panas bumi sebagai porsi terbesar dalam EBT. Kita akan kembangkan geotermal dengan target penurunan emisi dari perusahaan BUMN 85 juta ton CO2,” ungkap Pahala.
Menurutnya, geotermal atau panas bumi merupakan energi andalan Indonesia dengan biaya penyediaan energi yang lebih murah yakni hanya 7,6-8 sen dollar AS per kWh dibandingkan EBT lainnya seperti baterai dari energi surya yang membutuhkan biaya 12 sen dollar AS per kWh. Peningkatan penggunaan geotermal juga akan menekan impor BBM nasional.
Pihaknya terus mendorong BUMN untuk mengoptimalkan pengembangan geotermal di wilayah kerjanya sendiri. Saat ini baru Sembilan persen wilayah kerja geotermal yang berproduksi dengan kapasitas hanya 1.900 MW, sehingga masih ada potensi 19 GW.
PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) mengelola 15 wilayah kerja dengan kapasitas 1.877 MW. Dari kapasitas itu, sebesar 672 MW dioperasikan sendiri dan sisanya (1.205 MW) merupakan kontrak operasi bersama.
Untuk meningkatkan pemanfaatan panas bumi, saat ini PGE sedang mengembangkan teknologi baru dengan menggunakan binary cycle.
Pahala berharap Pertamina dapat berperan sebagai pemimpin transisi energi di Indonesia melalui Subholding Pertamina New Renewable Energy (PNRE).
You must be logged in to post a comment Login