Perusahaan farmasi pelat merah Bio Farma melihat tantangan di masa pandemi sebagai peluang untuk mempercepat perluasan usaha melalui berbagai inovasi produk.
Pandemi Covid-19 telah memukul perekonomian secara global dan nasional hingga ke titik minus atau tidak ada pertumbuhan. Sejumlah sektor usaha terguncang hingga harus melakukan pengurangan karyawan bahkan menghentikan kegiatan operasi karena dampak turunnya omzet.
Industri farmasi menjadi salah satu sektor yang justru melesat dan meraih berkah pandemi, seiring meningkatnya permintaan masyarakat terhadap kebutuhan obat-obatan, vitamin, dan juga vaksin korona. Bio Farma salah satunya. Perusahaan farmasi pelat merah ini segera beradaptasi untuk memanfaatkan peluang di masa pandemi dengan mempercepat inovasi produk dan perluasan bisnis.
Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesty Basyir mengungkapkan, pengembangan vaksin Covid-19 saat ini menjadi prioritas perusahaan selain produk-produk unggulan lainnya. Sebagai perusahaan vaksin terbesar di Asia Tenggara dan terkemuka di dunia, saat ini Bio Farma menjadi satu-satunya BUMN yang mengembangkan vaksin Covid-19 yang mulai Januari 2021 mulai diberikan secara bertahap kepada masyarakat.
Ia memaparkan lima kunci utama dalam keberhasilan pengembangan vaksin Covid-19, yaitu kecepatan, efektivitas, teknologi, human, dan balance. Semua negara berlomba-lomba untuk mendapatkan akses vaksin, terlebih negara-negara kaya yang memiliki kekuatan teknologi.
“Jadi kata kuncinya harus cepat dan efektif,” kata Honesty dalam MarkPlus Conference 2021, Rabu (9/12).
Di masa awal pengembangan vaksin, pihaknya segera menyampaikan kepada para penemu vaksin dunia bahwa Indonesia bisa memenuhi kebutuhan pasar. Ia juga menekankan pentingnya garansi akses yang cepat mengingat seluruh negara sedang berebut untuk memperoleh akses vaksin Covid-19 guna memenuhi kebutuhan di negara masing-masing.
“Bukan sekadar market, tapi harus ada transfer teknologi. Dan jangan hanya mendapatkan kapasitas saja, tapi juga perlu ada garansi akses yang cepat untuk mendapatkan vaksin Covid-19,” jelasnya.
Bio Farma menargetkan untuk dapat memproduksi vaksin Covid-19 di akhir 2021. Berbagai inovasi produk juga telah dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di masa pandemi mulai dari produksi Rapid Test (RT)-PCR yang berkolaborasi dengan Gugus Tugas Riset dan Inovasi Teknologi untuk Penanganan Covid-19, Mobile Laboratorium Biosafety Level 3, Terapi Plasma Konvalesen, Virus Transfer Media, hingga jaringan klinik vaksin immunicare.
Dengan kompetensi di bidang bioteknologi, peran Bio Farma tidak sebatas memproduksi RT-PCR melainkan juga validasi, registrasi, dan distribusinya ke seluruh Indonesia. Kapasitas produksi RT- PCR sekarang sebesar 50 ribu kit per pekan. Jika fasilitas produksi eks-produksi vaksin flu burung dapat difungsikan, jelas Honesty, kapasitas produksi diharapkan bisa ditambah lagi untuk memenuhi kebutuhan nasional, yaitu sebesar 20 ribu kit per hari atau 700 ribu kit per bulan.
Bahan baku impor
Meski pandemi memberikan peluang bagi industri farmasi, persoalan yang muncul selalu ada. Honesty membeberkan, meskipun permintaan masyarakat terhadap produk farmasi meningkat selama pandemi, perusahaan farmasi terkendala oleh terbatasnya bahan baku. Saat ini, sekitar 90 persen bahan baku farmasi di Indonesia masih impor. Sementara negara-negara seperti Tiongkok dan India justru membatasi ekspor karena mengutamakan kebutuhan bahan baku untuk negaranya. Kelangkaan ini berdampak pada kenaikan harga bahan baku hingga beberapa kali lipat dan memaksa perusahaan farmasi melepas aset demi memenuhi kebutuhan bahan baku produksi.
“Demand yang begitu besar menyebabkan harga bahan baku naik sampai empat kali lipat. Perusahaan farmasi harus mengorbankan sebagian asetnya untuk membeli bahan baku yang harganya sudah melonjak tinggi,” imbuhnya.
Bio Farma merupakan perusahaan farmasi yang mendapat kepercayaan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk mendapatkan izin emergency use vaksin polio dalam waktu singkat. Pencapaian ini mendorong Bio Farma kembali mengajukan izin emergency use untuk vaksin Covid-19. Selain itu, BUMN farmasi ini juga menjadi salah satu dari sedikit perusahaan yang lolos audit Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI) yang dirintis miliuner Bill Gates untuk memproduksi vaksin Covid-19.
You must be logged in to post a comment Login