Dunia kreatif mulai bangkit dan beradaptasi dengan kelaziman baru di masa pandemi ini. Sejumlah penyelenggara acara, rumah produksi, hingga pelaku seni menemukan celah bagaimana menghasilkan karya bermutu yang sama-sama bisa dinikmati seperti sebelum pandemi tiba.
Salah satunya adalah pertunjukan teater Rumah Kenangan yang dilakonkan oleh aktor kawakan Reza Rahadian. Rumah Kenangan merupakan pertunjukan teater daring pertama di Indonesia yang diproduksi selama masa pandemi, dilakukan tanpa penonton, dan dialihmediakan ke dalam bentuk film atau disebut juga cinema play. Teater ini ditayangkan di laman IndonesiaKaya.com secara eksklusif selama 2 hari, pada 15–16 Agustus lalu.
Reza pun menyampaikan rasa senangnya karena bisa kembali ke panggung teater, meskipun dengan situasi yang berbeda. Cerita dan peran yang sangat menarik, apalagi disandingkan dengan beberapa pemain senior seperti Butet Kartaredjasa dan Ratna Riantiarno, membuat Reza tak bisa menolak ajakan sang penggagas acara Happy Salma.
“Buat saya Teh Happy itu adalah salah satu orang yang juga berhasil membujuk untuk saya kembali lagi ke akar, yaitu panggung karena saya berawal semuanya dari situ (teater),” ungkap aktor serbabisa ini saat jumpa pers virtual, Selasa (11/8).
Pada produksi ke-36 Titimangsa Foundation kali ini, Reza berperan sebagai Randy Wijaya, seorang anak yang memiliki jiwa seni tapi harus “terjebak” dan tinggal bersama keluarganya selama pandemi di dalam sebuah rumah penuh kenangan. Ia pun kudu latihan gitar berminggu-minggu karena perannya sebagai musisi.
“Metik gitarnya benarlah setidaknya, megang kuncinya juga enggak salah. Tapi saya tidak bisa bermain karena memang tidak menguasai alat musik gitar sama sekali, itu hanya dilakukan untuk kebutuhan karakter,” tuturnya.
Reza memang kerap diajak Happy Salma terlibat di beberapa pementasan teater sebelumnya. Sebut saja pentas teater Bunga Penutup Abad, Cinta Tak Pernah Sederhana, dan Perempuan Perempuan Chairil.
Di suatu kesempatan, pria kelahiran 5 Maret 1987 ini menuturkan kalau teater merupakan wadah pertamanya untuk belajar akting. Itu dilakukannya saat berumur 16 tahun di Balikpapan, Kalimantan Timur.
Bagi Reza, berperan di atas panggung teater memiliki sebuah keistimewaan dan sensasi, bahkan lebih seksi dari film. Saat berada di panggung teater, dia merasa pacuan adrenalin yang didapat begitu berbeda.
“Ada sesuatu yang magis banget, sesuatu yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Seperti rasanya berada di sebuah panggung bersama teman-teman, berkolaborasi bersama di waktu yang sama di tempat yang sama, susah banget untuk diungkapin,” ucapnya.
Pingback: Pulang ke Akar demi “Rumah Kenangan” | Majalah Pajak