Masyarakat diimbau tetap menerapkan 3M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak) biarpun telah divaksinasi.
Vaksin berfungsi membuat tubuh kita kebal terhadap suatu penyakit. Saat vaksin disuntikkan ke tubuh kita, maka tubuh kita akan mengenali komponen atau virus yang disuntikkan itu, kemudian merespons dengan membentuk antibodi sebagai pasukan kekebalan. Alhasil, di masa mendatang, saat kita terpapar oleh virus yang sama, kita sudah kebal. Artinya, orang yang divaksinasi akan memiliki kekebalan tanpa harus sakit terlebih dahulu.
Rabu (13/01), di Istana Negara, Presiden Joko Widodo menerima suntikan vaksin Covid-19 perdana CoronaVac. Pemberian vaksin ini sekaligus menandai dimulainya program vaksinasi massal Covid-19 di Indonesia. Vaksin CoronaVac yang saat ini tersedia di Indonesia dikembangkan oleh Sinovac, perusahaan asal Cina, yang bekerja sama dengan PT Bio Farma (Persero).
Selain digunakan di Indonesia, CoronaVac sudah digunakan antara lain di Cina, Brasil, Turki, Filipina, Cile, Mesir, dan Singapura.
Pada kesempatan itu, Joko Widodo memastikan vaksin Sinovac aman digunakan karena telah mendapat izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Hal senada dijelaskan oleh vaksinolog dan dokter spesialis penyakit dalam Dirga Sakti Rambe. “Izin ini tidak lahir begitu saja, ini merupakan kajian ilmiah sehingga konsekuensinya adalah vaksin CoronaVac ini dipastikan aman dan efektif,” ungkapnya saat dihubungi Majalah Pajak melalui telepon, Kamis (14/01).
Efikasi
Analisis uji klinis di Bandung menunjukkan bahwa efikasi vaksin CoronaVac adalah 65,3 persen. Efikasi adalah tingkat kemampuan vaksin melindungi kita. Dokter Dirga menjelaskan, efikasi 65,3 persen berarti orang yang divaksinasi memiliki risiko hampir tiga kali lebih rendah untuk mengalami Covid-19 yang bergejala dibandingkan dengan orang yang tidak divaksinasi.
“Tiga kali lebih rendah pada situasi pandemi seperti sekarang itu amat sangat bermakna, baik bagi perlindungan pribadi maupun secara public health. Bahkan risiko untuk mengalami kematian lebih rendah lagi,” ujarnya.
Dokter Dirga melanjutkan bahwa angka efikasi vaksin lahir dari uji klinis yang mempunyai konteks, desain, dan protokol penelitian masing-masing.
Dibandingkan dengan vaksin lainnya, CoronaVac, menurut Dokter Dirga, memiliki sejumlah keunggulan. Ia telah memiliki safety profile-nya atau rekam keamanannya sangat panjang, sehingga lebih aman. Selain itu, CoronaVac tidak membutuhkan penyimpanan khusus. Ia cukup disimpan pada suhu 2–8 derajat celsius.
“Vaksin Pfizer misalnya, mesti disimpan pada suhu minus 60 sampai 80 (derajat celsius),” ungkap Dokter Dirga. “Dari Bandung dikirim ke Sumatera atau ke Papua, nanti sudah bukan bentuk vaksin lagi kalau penyimpanannya tidak secara khusus.”
Penerima vaksin
Sehat menjadi syarat utama sebelum seseorang boleh divaksinasi. Syarat lain yang harus dipenuhi, menurut Dokter Dirga, adalah ia harus berusia 18 sampai 59 tahun, tidak memiliki komorbid atau penyakit penyerta, dan tidak sedang hamil atau menyusui.
Bagaimana dengan penyintas Covid-19, apakah mereka masih perlu divaksinasi? Dokter Dirga mengatakan rekomendasi ini adalah penyintas tidak perlu menjadi target vaksinasi karena mereka dianggap telah memiliki kekebalan. Artinya, vaksinasi diutamakan untuk mereka yang sehat dan belum pernah mengalami Covid-19.
“Namun demikian, informasi ini dapat berubah sesuai dengan perkembangan penelitian yang ada. Sebaliknya, teman-teman yang akan divaksinasi tidak harus menjalani tes PCR atau tes serologi dahulu untuk menerima vaksinasi,” imbuhnya.
Efek samping
Sejauh ini, berdasarkan penelitian, efek samping vaksin Covid 19, mayoritas bersifat reaksi lokal. Misalnya, kemerahan atau nyeri di bekas suntikan, sedikit pusing, dan demam. Namun, itu gejala yang wajar yang akan hilang dalam 1–2 hari dan justru merupakan tanda bahwa vaksin bekerja.
Yang harus diingat, seseorang dianggap telah menjalani vaksinasi Covid-19 secara lengkap bila telah disuntik dua kali dengan rentang jarak penyuntikan 14 hari. Selain itu, masyarakat diimbau tetap menerapkan 3M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak) biarpun telah melewati vaksinasi. Soalnya, tidak ada vaksin dengan efikasi 100 persen. Alias, tetap ada kemungkinan orang yang telah divaksinasi tidak punya kekebalan.
You must be logged in to post a comment Login