Tak ada kemenangan tanpa kompetisi. Maka, memberikan apresiasi kepada Wajib Pajak yang dibalut paket kebijakan, dalam upaya meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak adalah sebuah keniscayaan.
Heroiknya Jojo membuka baju di pentas Asian Games 2018, menciptakan histeria. Dampaknya, viral secara gegap gempita, netizen terbakar semangatnya untuk juga meraih kemenangan. Lima puluh tahun yang lalu—pada tahun 1962—Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games ke-4. Pesta olahraga negara-negara Asia itu pertama kali berlangsung di India pada 1952. kala itu Indonesia meraih peringkat kedua setelah India. Hasil itu konon merupakan hasil terbaik yang pernah dicapai Indonesia. Sampai saat tulisan ini dibuat, Indonesia masih menempati peringkat keempat, dan sangat wajar histeria kompetisi melanda seluruh Indonesia.
“Ganbatte!” kata orang Jepang.
Ganbatte sebenarnya merupakan singkatan dari kata ganbatte kudasai, yang artinya, lakukanlah yang terbaik, semangatlah, atau berusahalah. Atau, jangan pernah menyerah! Kata itu juga biasa diucapkan guru di Jepang seusai mengajar murid-muridnya. Di sini bisa diartikan bagus banget atau semangat.
Pertanyaannya, semangat apa yang sekarang melanda kita?
Pertama, semangat berkompetisi. Sejauh mana kita tetap menanamkan karakter kompetisi mencapai hasil terbaik selain mengejar perolehan medali? Semangat berkompetisi di dunia pendidikan saat ini menurun sejak ranking ditiadakan dan penilaian bersifat deskriptif. Sekali anak-anak merasa nilai mereka baik-baik saja dan tidak ada yang perlu dikalahkan, maka semangat berjuang mereka akan terhenti karena sudah merasa meraih kemenangan tanpa tahu, lawannya siapa?
Menurut Deaux, Dane dan Wrightsman (1993) dalam Wikipedia, kompetisi sendiri adalah aktivitas mencapai tujuan dengan cara mengalahkan orang lain atau kelompok, atau, individu atau kelompok memilih untuk bekerja sama atau berkompetisi tergantung dari struktur reward dalam suatu situasi. Reward memang harus diciptakan untuk meningkatkan semangat berkompetisi. Dalam pesta olah raga se-Asia, reward-nya jelas, yaitu medali dan mungkin penghargaan yang lain. Dalam dunia Pendidikan, ada beasiswa. Namun, keahlian dan profesi masa sekarang bisa saja sudah tidak menjanjikan di sepuluh tahun mendatang. Sehingga, seandainya semangat kompetisi menurun, itu karena ketidakyakinan pekerjaan apa yang menjamin kesejahteraan sekian tahun ke depan.
Sedangkan untuk mencari pekerjaan, diperlukan nilai dalam kelulusan seleksi pegawai.
Saat ini, tanpa disadari, ruang fisik menyatu dengan ruang cyber. Suatu saat, tidak perlu ada gudang atau kantor untuk menyimpan persediaan barang, dan tidak ada lagi kontak antara penjual dan pembeli seperti yang kita pelajari di mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial sekolah dasar tentang pasar. Saat ini, seorang anak usia lima sampai sepuluh tahun bisa menjalankan bisnis menjual emoticon di on-line, yang dapat diperoleh pembeli secara free sampai pada kuota tertentu, kemudian transaksi pembelian berjalan melalui kartu visa. Kompetisi berjalan secara bebas pada diri sendiri, dan reward-nya berbentuk kepuasan secara finansial maupun nonfinansial.
Kita sudah memasuki Revolusi Industri keempat yang berpotensi meningkatkan kualitas hidup masyarakat di seluruh dunia. Generasi muda telah sangat akrab dengan digitalisasi, kecerdasan buatan, robot, dan kemajuan teknologi lainnya, tetapi sangat dikhawatirkan suatu saat mesin menggantikan tenaga kerja manusia.
Pencapaian penerimaan Pajak per juli 2018 tumbuh sebesar 14.36% dibandingkan tahun lalu pada masa yang sama. Ini memberi harapan besar bahwa pemenuhan kewajiban perpajakan telah berjalan on the track.
Gairah kompetisi
Dunia sekarang bergerak begitu cepat sehingga unsur kompetisi seolah menjadi keniscayaan dan sangat tidak terasa, seolah-olah hilang. Inilah saat ego mengental dan satu sama lain individu berjuang untuk dirinya sendiri, tanpa heroisme.
Maka, aksi Jojo adalah suntikan baru, saat emas demi emas diperoleh atlet Indonesia, menggambarkan perjuangan yang realistik. Kompetisi di layar kaca sangat jelas dan menular. Tanpa disadari, anak bangsa mulai bergairah dengan kompetisi. Kita ingin Indonesia menang! Jadi yang terbaik. Seandainya kompetisi ini berlaku dalam pemenuhan kewajiban perpajakan, apakah akan berlangsung secara real atau halus seolah tidak terasa?
Apakah Anda mengetahui bahwa progres pencapaian penerimaan pajak per 31 Juli 2018 adalah sebesar 48.26% dari APBN atau tumbuh sebesar 14.36% dibandingkan tahun lalu pada masa yang sama? Ini memberi harapan besar bahwa pemenuhan kewajiban perpajakan telah berjalan on the track. Harapan besar lainnya, pencapaian target 100 % dapat diraih di akhir tahun 2018. Ada yang berubah dari masyarakat kita? Apakah saat ini kompetisi untuk patuh pajak sedang berlangsung?
Kebijakan perpajakan berupa penurunan tarif pajak UMKM, restitusi dipercepat atau perpanjangan jatuh tempo pelaksanaan kewajiban perpajakan tertentu pada Wajib Pajak di daerah yang terkena bencana, merupakan bukti nyata bahwa pemerintah responsif atas kebutuhan masyarakat Wajib Pajak. Tanpa disadari ada unsur edukasi di setiap keluarnya aturan dan kebijakan perpajakan yang mendukung minat masyarakat untuk sadar pajak dan menuaikan kewajiban perpajakan beramai-ramai. Inilah yang dinamakan revolusi dalam diam, menciptakan kompetisi dalam pemberian apresiasi yang dibalut paket kebijakan, dalam upaya bersama meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak. Semuanya berjalan, dan mengalir begitu saja.
Lantas semangat yang kedua, adalah semangat untuk menang.
Begini. Saat semua bergerak menuju kesadaran berbangsa dan bernegara di seluruh lini, maka kita sudah mendekati kemenangan. Kemenangan akan terjadi apabila seorang manusia memiliki kepenuhan diri tinggi dalam menciptakan hasil yang luar biasa dan menciptakan pengalaman, demikian menurut Kelly Poulos dalam bukunya Secrets to Winning, yang ditulisnya Bersama Emily Liu. Apa itu unsur kepenuhan diri manusia? Satu, dia memiliki hubungan penuh cinta. Dua, dia menyadari memiliki pekerjaan yang berarti. Tiga, menemukan makna atau alasan untuk bertahan hidup. Empat, memiliki konsep hidup melayani orang lain sehingga dapat menciptakan kebahagiaan untuk diri sendiri saat melihat orang lain berhasil mewujudkan mimpi menjadi kenyataan. Ketiga aspek pemenuhan diri pertama dipelajari Kelly dari Victor Frankl, seorang ahli syaraf dan psikiatri asal Austria yang juga korban Holocaust yang selamat. Sementara aspek keempat diperolehnya bersama Emily dalam hubungan coaching.
Apakah kita memiliki keempat unsur tersebut? Patut untuk direnungkan sebelum tidur lelap malam ini, sebelum kita bermimpi untuk menang.
Kompetisi. Kemenangan. Ganbatte.
Ketiga kata itu terjadi berulang dalam proses kehidupan, melalui long term education. Demikianlah usaha menanamkan pemahaman peran pajak yang butuh proses berulang setiap tahun. Siklusnya sama dengan perjuangan Direktorat Jenderal Pajak mengamankan penerimaan untuk menegakkan Indonesia.
Dalam suka dan duka.
Dalam sedih dan bahagia..
You must be logged in to post a comment Login