Akomodasi cerdas ini disediakan bagi tamu yang sibuk dan ingin kembali ke kamar untuk mendapatkan kenyamanan dan tidur yang nyenyak.
Wahid Hasyim merupakan salah satu jalan favorit bagi pelancong dan pebisnis muda untuk menghabiskan waktu selama berada di Jakarta. Selain bersinggungan dengan jalan protokol M.H. Thamrin, area Wahid Hasyim kerap dirujuk sebagai pusat kuliner, gudang hiburan, dan destinasi liburan. Dengan berbagai selling point tersebut, tak heran daerah ini dijejali dengan hotel berbintang.
Salah satu hotel yang mencoba peruntungan bisnisnya sejak enam tahun silam adalah Holiday Inn Express (HIEX) Jakarta Wahid Hasyim. Berlokasi hanya sejengkal dari Jalan M.H. Thamrin dan beberapa menit berkendara dari Jalan Sudirman membuat hotel ini sangat mudah diakses oleh beberapa transportasi umum seperti TransJakarta, Moda Raya Terpadu (MRT), maupun kereta bandara. Otomatis, hotel ini juga berada sangat dekat dengan pusat bisnis juga beberapa pusat perbelanjaan ternama seperti Grand Indonesia, Sarinah, dan Tanah Abang.
General Manager HIEX Jakarta Wahid Hasyim Nova Novita Sihombing mengungkapkan, selain terletak sangat strategis dari tempat-tempat tersebut, hotel ini diunggulkan berkat nama besar jaringan InterContinental Hotels Group (IHG) yang menaunginya. Para tamunya yang puas mengakui hotel-hotel jaringan IHG selalu menjunjung tinggi kebersihan dan kenyamanan. Label itu pula yang membuat manajemen HIEX Jakarta Wahid Hasyim mengedepankan kedua hal itu, meski masuk dalam kategori hotel bujet.
“Yang pertama kami dahulukan dan paling wajib adalah satisfaction-nya tamu, sudah tentunya. Kami maintenance dari properti, kebersihan kamar, amenities, dan food-nya,” kata Nova kepada Majalah Pajak, Rabu (22/12).
Di sisi lain, seluruh personel hotel disiapkan agar selalu siap melayani dan memenuhi kebutuhan tamu agar tidak menghilangkan sentuhan personalnya, bahkan dari sejak tamu akan check–in.
“Di front office dan semua yang kontak dengan tamu harus call by name. Kemudian, regulasinya kami saat tamu memasuki kamar dalam lima menit, kami harus telepon sebagai courtesy. Kami tanyakan room-nya bagaimana, ada masalah atau enggak,” imbuhnya.
“Self-service”
Hotel ini ditampilkan dengan suasana yang modern, minimalis, dan energik melalui dominasi warna biru yang dipadankan dengan ragam furnitur berwarna cerah seperti hijau atau putih. Berbagai ruang juga dimanfaatkan secara cerdas dan fungsional mengingat hotel ini berdiri di atas lahan yang terbatas, seperti pada ruang tunggu di area lobi hotel yang menjadi satu dengan business center dan working space.
Selain di kamar, area ini bisa dijadikan opsi yang pas untuk Anda menyelesaikan pekerjaan sembari menyesap kopi dan kudapan yang bisa dipesan di Express Bar—lounge yang juga berada di sekitar area lobi.
Nova mengatakan, hotel kategori “express” memang disediakan bagi pebisnis atau pelancong sibuk yang banyak melakukan kegiatan di luar hotel dan membutuhkan sarana akomodasi yang ringkas, cepat, dan sederhana.
“Di IHG, kami itu sebenarnya bintang tiga. Hotel kami ini disebut sebagai property not full service, artinya tamu itu melakukan by themselves untuk beberapa aktivitasnya,” ucapnya.
Salah satu aktivitas self–service yang dimaksud Nova adalah cuci dan setrika baju di laundry room, dengan memasukkan koin yang mesti dibeli dulu di resepsionis. Fasilitas lainnya adalah pusat kebugaran yang menyediakan peralatan kardio modern seperti treadmill, stationary bicycle, dan free weights. Ruang ini beroperasi selama 24 jam dengan akses kartu yang Anda miliki.
Di satu-satunya restoran hotel, Great Room, Anda bisa memilih jenis sarapan yaitu Express Start atau Grab & Go. Tamu yang terburu-buru mengejar pesawat dan tidak sempat makan di tempat, bisa membawa sarapan dengan opsi Grab & Go terdiri dari teh atau kopi, dan camilan yang mengenyangkan.
Sayangnya, sejak awal pandemi hingga saat peliputan berlangsung ketiga fasilitas ini masih ditutup atas alasan protokol kesehatan. Biar bagaimanapun juga, kesehatan para tamu dan karyawan sangat diutamakan oleh manajemen hotel. Namun demikian, tamu tetap mendapatkan sarapan gratis yang dikemas steril dan akan diantarkan langsung ke kamar. Nova pun berharap ketiga fasilitas itu bisa segera dibuka, bergantung dari kebijakan pemerintah daerah serta situasi pandemi di Jakarta.
Hotel repatriasi
Hotel ini memiliki 160 kamar dengan pilihan tipe standar dan keluarga yang tersebar di lantai 1 hingga 9. Namun, sejak difungsikan sebagai hotel repatriasi pada Juni 2021, manajemen hanya menyediakan sekitar 30 kamar saja khusus di lantai 9 untuk tamu umum, sementara sisanya diperuntukkan bagi tamu dari luar negeri. Nova memastikan, keamanan dan kenyamanan setiap tamu selalu terjaga karena hotel telah memberlakukan protokol kesehatan hotel karantina yang ketat. Tamu-tamu yang datang dari luar negeri akan dijemput langsung oleh staf hotel dan harus mendapat hasil tes PCR negatif di bandara.
Setelahnya, tamu-tamu itu akan diantar menuju resepsionis dan lift yang berbeda dengan tamu umum untuk meminimalkan interaksi.
“Kami ditunjuk karena sudah sesuai dengan kriteria hotel karantina. Kami sudah ada CHSE, PeduliLindungi. Lalu lift dan tempat check–in pun kami sudah pisahkan,” tegasnya.
Yang pasti, setiap tamu yang menginap di hotel ini akan mendapatkan kenyamanan yang sama, diwujudkan melalui ruang kamar yang terbilang lebih luas dari hotel sekelasnya dan memiliki dua macam bantal yang firm (keras) dan soft (lembut). Fasilitas lain dalam kamar yang akan membuat Anda betah adalah televisi layar datar berukuran 32 inci dan wireless bluetooth speaker, merasakan mandi yang menyegarkan dengan pancuran yang memiliki fungsi pijat, dan bekerja dengan fokus di meja kerja yang ergonomis.
Pingback: Tawaran Akses dan Kesentosaan | Majalah Pajak